Tuesday, September 23, 2014

My SuperMom

Keluarga. Apa sih yang ada di benak kalian tentang keluarga? Alasan untuk dirindukan jika bepergian jauh? Atau sesuatu hal yang tidak mungkin dilupakan? Sangat indah, bukan? I don't have happy family and  i really want it. Aku terlahir dari keluarga yang memang sudah hancur. Mama adalah istri sah ayah ku yang kedua, ya, mungkin sangat hebat bila di dengar oleh sekumpulan pria dewasa yang tidak punya otak. Hubungan mama dengan ayah ku memang sudah lama berjalan, dan diakhiri dengan pernikahan. Sungguh hal yang menyakitkan, ternyata beliau, ayah ku, sudah memiliki istri sah lainnya dan sedang mengandung. Aku tak tau bagaimana perasaan mama pada saat itu. 27 tahun yang lalu. Namun aku yakin, mama hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Maka dari itu, ia mempertahankannya. Ya, sekali lagi, walaupun itu menyakitkan. Karena istri pertama ayahku adalah perempuan yang sangat amat sibuk, maka anak yang telah dilahirkannya, di serahkan kepada ayahku untuk di rawat. Tapi, apakah kalian berfikir saudara tiri ku itu di urus oleh ayahku seorang diri? Tidak. Mama yang mengurusinya sampai saudara tiriku itu lulus kuliah dan berubah fikiran untuk tinggal kembali ke mama kandung nya. Oh ya, saudara tiri ku adalah seorang lelaki, dan bernama Iwan. Ka Iwan biasa ku memanggilnya. Sekitar 10tahun umur ka iwan, kaka kandung ku lahir. Seorang perempuan, yang biasa aku panggil teteh. Mama sangat amat sayang kepada ka iwan, dan teteh. Tidak ada yang dibedakannya. Dengan sabar mama mengurusi keduanya. Sempat putus asa karena, ka iwan dulu nya sangat nakal. Ia sempat 3 kali pindah sekolah, pernah putus kuliah, narkoba, minum-minuman keras. Mungkin ia sangat pusing/terbebani oleh kehidupannya dulu. Aku tak tau. 7 tahun kemudian, aku lahir. Aku Anggi Aprilianta dihatapkan lahir seorang laki-laki oleh ayahku. Aku selalu dibelikan mainan anak-anak laki. Seperti mobil-mobilan, tembak-tembakan, hingga baju-bajuku dulu dibelikan warna-warna gelap. Hmm, tak terbayangkan gimana aku dulu. Semua berjalan dengan lancar. Aku sangat dekat dengan ayah ku. Kemana pun ia pergi, aku selalu membuntuti. Apapun yang ia makan, aku juga harus makan. Dan sampai aku punya kebiasaan dengan ayah ku, yaitu mengusap-usap belakangku dengan tangannya yang aku sebut dulu dengan kusyu-kusyu. Indah sekali. Kenangan itu tak akan terlupakan. Aku sangat merindukan hal itu lagi. Apa semua itu bisa di ulang, ya Allah? Aku hanya ingin seperti orang lain yang bisa membanggakan ayah nya dan dimanjakan oleh ayah nya. Kenapa aku ingin semuanya kembali? Ya, hal buruk terjadi lagi. Tepat aku duduk di kelas 5, pada saat aku sakit keras, ayah ku menghilang. Entah kemana. Mereka mendengar kabar burung, bahwa ayah ku menikah lagi dengan perempuan yang sama sekali tidak di kenal. Mama, sanak keluarga sudah berusaha mencari, hingga akhirnya setelah 4 tahun, tepat aku duduk di kelas 9 (3 smp) mama di vonis kanker rahim stadium 1. Mama sangat ketakutan, bagaimana ia menyembuhkan penyakitnya, tentu harus dengan biaya yang banyak bukan? Tidak mungkin terus-terusan pinjam kesana-sini. Mau setinggi apa hutang-hutang mama nanti? Akhirnya kaka dari ayahku yang biasa aku sebut "uwa" berinisiatif untuk mencari ayah. Pada saat itu, mama sudah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit untuk persiapan operasi pengangkatan rahim. Sedangkan aku dibawa oleh uwa ku ke daerah tj priok untuk mencari ayah. Tidak di sangka, aku bertemu dengannya. Ayah. Sosok yang tidak lagi gagah, tidak lagi tampan, tidak lagi terlihat sumringah seperti dulu. Ia sangat lemah, beruban, tua, tidak terawat. Yaampun aku dan ayah ku sangat kaget melihat satu sama lain. Aku juga tak tau apa yang ku rasakan pada saat itu, aku marah, benci, dendam, tetapi juga rindu. Campur aduk perasaanku. Apalagi setelah dia menangis sambil memelukku dan menciumiku dengan amat cepat. Aku tak tau apa yang ia rasakan. Dan yang sangat dikagetkan lagi, ayahku menikah dengan perempuan yang ternyata tidak jauh lebih cantik dari mama. Ia sudah memiliki anak dari ayahku. 3 orang anak, 1 perempuan, dan 2 anak kembar perempuan juga. Rumah yang di tinggalinya sangat mengkhawatirkan, sempit, dan sering banjir. Aku sangat tidak suka dengan istri barunya. Sangat amat terlihat seperti ibu tiri. Wajahnya sangat jahat. Amat pantas masuk neraka!!. Pada akhirnya, setelah aku menemukan ayah ku kembali, ia menafkahi aku, mama dan teteh kembali. Menafkahi aku masuk smk sampai lulus, walaupun pakai uang mama juga. Tetapi setelah aku lulus, aku tidak di kuliahkan. Miris sekali. Aku di buang gitu aja. Sudah tidak ada rasa sayang untuk ayah. Tapi aku masih sangat menghormatinya. Dengan kembali normal lagi hidupku yang sudah bisa mencari uang sendiri, teteh yang sudah menikah, ka iwan yang sudah memiliki dua anak yang sangat lucu. Dan mama juga semakin sehat. Aku sangat senang. Walaupun tidak ada imam di keluargaku, tapi mama bisa mengubahnya jadi indah. Mama is my supermom, wondermom, and mybestmom ever!!!!. I love u than anything. Anggi janji akan bahagiain mama kelak. Mungkin gak sekarang, tapi anggi harap mama selalu dukung apapun pilihan yang anggi pilih. Love u, need u, miss u, mama cantik